Revisi Taxonomi Bloom
A.
Taxonomi
Bloom Sebelum Direvisi
Taksonomi ini
pertama kali disusun oleh Benjamin S.
Bloom bersama 34 pedagogi besar lainnya, antara lain Cronbach, Ebel,
Krathwohl, Furst, McGuire, Gage dan Tyler pada tahun 1956 dalam The Taxonomy of
Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I:
Cognative Domain (sering disebut Handbook I). Sedangkan Handbook II: Affective,
Handbook III: Psychomotor. Dalam hal ini, tujuan pendidikan secara komprehensif
dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hirarkinya.
Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke
dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa
adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan
Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
C1 Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip
dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg
berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas,
karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk,
dsb.
C2 Pemahaman (Comprehension)
Dikenali
dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram,
arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg
diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
C3 Aplikasi (Application)
Di tingkat
ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi
informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada
di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya
kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
C4 Analisis (Analysis)
Di tingkat
analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi
atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali
pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang
akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke
dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
C5 Sintesis (Synthesis)
Satu
tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan
mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan
solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas
mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan
pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
C6 Evaluasi (Evaluation)
Dikenali
dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk
dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb
Domain Afektif
Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan
perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang
ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Penghargaan (Valuing)
Berkaitan
dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah
laku. Penilaian berdasar pada
internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam
tingkah laku.
Pengorganisasian (Organization)
Memadukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk
suatu sistem nilai yang konsisten.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization
by a Value or Value Complex)
Memiliki
sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik
gaya-hidupnya.
Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak
dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
Handbook III: Psychomotor.
Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi
pegangan dalam membantu gerakan.
Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional
untuk melakukan gerakan.
Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap
awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi
dan gerakan coba-coba.
Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan
gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap.
Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di
dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan
yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan
dengan situasi atau permasalahan tertentu.
B. Taxonomy Bloom Setelah Direvisi
Sekarang Taxonomy Bloom telah
direvisi oleh L.W. Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich,
Raths, dan Wittrock. Mereka memberi judul revisinya A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing (2001). Namun Bloom saat itu sudah tiada, beliau meninggal
akibat menderita Alzheimer pada 13 September 1999.
Revisi ini dimaksudkan untuk
mengakomodasi perubahan dalam pemikiran dan praktek dalam pendidikan. Menurut
Anderson dkk kemampuan tertinggi dalam ranah kognitif adalah kreativitas.
Proses :
Mengingat (Remember)
Memahami (Understand)
Menerapkan (Apply)
Menganalisis (Analyze)
Menilai (Evaluate)
Berkreasi (Create)
Sintesis
ditiadakan
Isi :
Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge)
Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge)
Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)
Pengetahuan Metakognisi (Metacognitive
Knowledge)
Dalam bab terakhir bukunya mereka
menjelaskan bahwa hasil revisinya ini lebih melihat ke fungsi otak dalam satu
kesatuan ranah/domain. Ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan afektif
atau psikomotor. Dalam pengetahuan metakognitif tercakup juga ranah afektif dan
psikomotor. Hal ini menimbulkan banyak perdebatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar